Selasa, 22 November 2011

Makanan Lunak Bikin Rahang Manusia Kecil

img 
Banyak orang mengalami masalah dengan gigi geraham bungsu yang tumbuh miring. Pertumbuhan gigi yang tidak sempurna ini diduga karena rahang manusia saat makin mengecil dibandingkan manusia zaman dulu. Pola makanan menjadi penyebabnya.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pola makanan dibanding nenek moyang manusia zaman dulu. Nenek moyang manusia dulu memiliki gaya hidup sebagai pemburu, sehingga mengonsumsi makanan yang keras, namun sekarang orang banyak beralih pada pola makanan yang lunak.

"Para ilmuwan semakin menganalisis bagaimana budaya dapat berinteraksi dengan sifat biologi manusia. Salah satu perkembangan penting dalam sejarah budaya manusia adalah manusia berhenti berburu dan beralih menjadi bertani. Perubahan pola makan dapat mempengaruhi anatomi wajah dan rahang," kata Noreen von Cramon Taubadel dari University of Kent, Inggris seperti dilansir dari FoxNewsHealth, Rabu (23/11/2011).

Untuk mengetahui lebih lanjut, von Cramon Taubadel menyelidiki spesimen tengkorak di museum dari 11 populasi manusia yang diambil dari seluruh dunia. Lima dari kelompok tersebut memiliki gaya hidup terutama berburu atau memancing, seperti Bushmen San di Afrika atau Inuit dari Alaska dan Greenland. Sedangkan 6 lainnya mengandalkan hidup dari pertanian.

Von Cramon Taubadel melihat perbedaan tulang rahang antara populasi yang terkait dengan perbedaan pola diet atau makan. Secara keseluruhan, kelompok yang menjalani gaya hidup sebagai pemburu memiliki rahang yang lebih besar. Sedangkan kelompok yang menggantungkan hidup dengan bertani memiliki rahang yang lebih sempit.

Hal tersebut mungkin disebabkan karena orang-orang yang menggantungkan hidup dengan bertani lebih sering makan makanan yang lunak seperti pati dan makanan yang dimasak. Sedangkan kelompok pemburu rata-rata mengonsumsi lebih banyak makanan yang mentah dan belum diolah.

Jumlah pengalaman pergerakan dari rahang yang terkait dengan gaya hidup manusia mempengaruhi tumbuh kembang rahang. Tulang rahang akan lebih terstimulasi untuk tumbuh dan berkembang jika sering mengonsumsi makanan yang keras.

Perubahan pola makan tersebut dapat menjelaskan gigi berjejal (crowding) dan ketidakharmonisan rahang yang seringkali terjadi pada zaman sekarang. Hal tersebut disebabkan karena rahang manusia moderen lebih kecil dan lebih sempit, sehingga tidak cukup untuk menampung semua gigi dengan rapi atau tanpa berjejal.

Ketika gigi geraham bungsu tumbuh biasanya akan menimbulkan gangguan yang membuat tidak nyaman, seperti rasa sakit. Rasa sakit tersebut disebabkan karena tulang rahang tidak cukup menampung semua gigi, sehingga gigi geraham bungsu tumbuh miring dan menekan daerah sekitarnya.

Pada kebanyakan kasus, rahang seringkali tidak cukup besar untuk menampung gigi geraham bungsu, sehingga tidak dapat tumbuh sepenuhnya atau tetap berada di bawah gusi atau di dalam tulang.

Kondisi tersebut disebut sebagai impaksi gigi. Impaksi gigi adalah suatu keadaan di mana gigi mengalami hambatan dalam arah tumbuhnya (erupsi), sehingga tidak dapat mencapai posisi yang normal.

Gigi geraham bungsu adalah gigi yang terakhir tumbuh dan terletak di bagian paling belakang dari rahang. Biasanya gigi tersebut tumbuh pada akhir masa remaja atau pada awal usia 20-an.

Oleh karena gigi geraham bungsu merupakan gigi yang terakhir tumbuh, maka gigi tersebut dapat tumbuh dengan posisi yang tidak normal dan mengganggu karena ketidakcukupan ruang.

Gangguan yang dapat disebabkan oleh impaksi gigi geraham bungsu, antara lain:
1. Peradangan gusi di daerah sekitar gigi tersebut
2. Sakit kepala
3. Telinga berdengung

Normalnya tiap orang memiliki 4 gigi geraham bungsu, masing-masing satu pada tiap sisi rahang. Tetapi ada juga sebagian orang yang tidak memiliki gigi geraham bungsu. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan secara online dalam National Academy of Sciences edisi 21 November 2011.

sumber:http://www.detikhealth.com/read/2011/11/23/130341/1773708/763/makanan-lunak-bikin-rahang-manusia-kecil